Suka dengarin
curhat teman? Selalu ingin tahu apa yang dirasakan seseorang? Pengen banget
menyelesaikan masalah orang lain-entah itu teman, saudara, bahkan orang yang
belum kita kenal? Atau kamu juga tertarik untuk mendalami masalah umum
yang terjadi di sekitar kamu?
Nah,
kalau memang suka, kenapa nggak jadi psikolog, saja? Dengan menjadi psikolog,
kamu nggak hanya bisa mengenal dirimu sendiri, tetapi kamu juga akan memahami
diri banyak orang . secara langsung, kamu dapat mempelajari karakter banyak
orang. Hal ini bukan tak mungkin akan melahirkan banyak pertemanan. Maka tak
heran kalau psikolog itu biasanya memiliki banyak teman. Banyak juga psikolog
yang namanya melambung karena banyak menangani kasus-kasus yang sedang mencuat.
Yang lebih mengasyikkan, beberapa psikolog popularitasnya bisa sejajar dengan
artis, lho!
Sebelum
lebih jauh membahas tentang dunia psikolog , nggak ada salahnya kita mengenal
lebih lanjut, seperti apakah dunia psikolog itu? Psikolog adalah orang yang membantu
menangani problema atau masalah yang berkaitan dengan psikis seseorang. Psikis
artinya sesuatu yang ada di dalam jiwa atau diri manusia , seperti pikiran,
emosi, dan perilaku.
Mungkin kamu
bertanya-tanya, samakah psikolog dengan psikiater? Jawabannya adalah tidak!
Meski sama-sama mempelajari masalah-masalah klinis kejiwaan, keduanya merupakan
profesi yang berbeda. Psikiater umumnya menangani kasus-kasus klinis yang
tingkatannya lebih berat, bahkan umumnya membutuhkan obat-obatan. Sedangkan
psikolog umumnya menangani kasus –kasus yang hanya memerlukan penanganan
melalui psikoterapi.
Selain psikiater, psikolog juga bekerja sama
dengan neurolog atau dokter ahli saraf. Karena tak jarang masalah-masalah yang
ditangani oleh psikolog berkaitan erat dengan emosi atau pikiran yang
berhubungan dengan neurofaal atau masalah saraf.
Psikologi berasal dari kata
Yunani yaitu psyche dan logos. Psyche artinya napas kehidupan yang berupa jiwa
atau roh. Sedangkan logos berarti ilmu. Jadi, psikologi merupakan ilmu jiwa
atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Psikologi bisa juga diartikan sebagai
studi ilmiah mengenai perilaku dan proses mental.
Dalam perkembangannya,
psikologi lebih mengarah pada pembahasan atau pengkajian sisi-sisi manusia dari
segi yang bisa diamati. Mengapa? Karena jiwa manusia bersifat abstrak sehingga
tidak dapat diamati secara empiris. Padahal objek kajian setiap ilmu harus
dapat diobservasi dengan pancaindra. Walaupun besar kemungkinannya gerak-gerik
lahiriah seseorang belum tentu menggambarkan keadaan jiwa yang sebenarnya,
namun secara tradisional, psikologi lazim diartikan sebagai satu bidang ilmu
yang mencoba mempelajari perilaku manusia.
Para ahli psikologi
belakangan ini juga cenderung menganggap psikologi sebagai suatu ilmu yang
mencoba mengkaji proses akal manusia dan segala manifestasinya yang mengatur
perilaku manusia tersebut. Tujuan pengkajian akal ini adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, dan mengontrol perilaku manusia.
Psikologi yang
mentalistik melahirkan aliran yang disebut psikologi kesadaran. Tujuan utama
aliran psikologi kesadaran adalah mencoba mengkaji proses pikiran akal manusia
dengan cara melakukan intropeksi atau mengkaji diri sendiri. Oleh karena itu,
psikologi kesadaran lazim juga disebut psikologi introspeksionisme. Psikologi
ini merupakan proses kerja akal dengan cara melihat kedalam diri sendiri
setelah suatu rangsangan terjadi.
Psikologi yang behavioristik
melahirkan aliran yang disebut psikologi perilaku. Tujuan utama ppsikologi ini
adalah mencoba mengkaji perilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu
rangsangan terjadi dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol perilaku
itu.
Psikologi yang kognifistik
dan lazim disebut juga p sikologi kognitif mencoba mengkaji proses-proses
kognitif manusia secara ilmiah. yang dimaksud proses kognitif adalah proses
akal manusia yang bertanggung jawab untuk mengatur pengalaman dan perilaku
manusia. Terdapat perbedaan psikologi kognitif dengan psikologi kesadaran.
Menurut paham mentalisme, proses-proses akal itu berlangsung setelah terjadinya
rangsangan. Sedangkan menurut psikologi kognitif , proses akal itu dapat
terjadi karena adanya kekuatan dari dalam, tanpa ada rangsangan terlebih
dahulu.
Karena para ahli jiwa punya
penekakan yang berbeda-beda, maka defenisi yang dikemukakan tentang ilmu
psikologi juga berbeda. Dr. Singgih Dirgagunarsa mengatakan bahwa ilmu
psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Agar kamu lebih
mudah memahami, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang kejiwaan seseorang, termasuk sikap, perilaku, sifat kemampuan berpikir,
kemampuan bertindak, dan lain-lain yang mempengaruhi kehidupan manusia itu pada
umumnya.
Psikologi tidak mempelajari
jiwa atau mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak. Tetapi psikologi
membatasi untuk mengkaji manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental
tersebut. Yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga
psikologi dapat juga didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah
laku dan proses mental.
Psikologi juga termasuk ilmu
pengethuan ilmiah, karena psikologi memenui syarat-syarat sebagai suatu ilmu
pengatahuan ilmiah.
Psikologi merupakan sebuah
kajian ilmiah menggunakan metode ilmiah untuk menjelaskan perilaku manusia dan
proses berpikir secara obyektif dan terpercaya, dan bukannya memberikan
penjelasan dari hasil intuisi semata (hanya menggunakan perasaan) atau
spekulasi (perkiraan).
Psikologi juga banyak
mempelajari perilaku manusia yang tampak, seperti cara berpikir, cara betingkah
laku, dan lain-lain. Selain itu, psikologi juga mempelajari proses mental dan
kejadian-kejadian biologis yang berada dibalik perilaku mauisa, dengan
mempertimbangkan faktor sejarah ekonomi, sosial, dan budaya.
Banyak yang bertanya, sebenarnya
apa sajakah yang dipelajari oleh bidang yang satu ini? Yang jelas, jika kamu
belajar psikologi akan mempelajari perilaku manusia yang tampak dan bisa
diamati secara langsung. Contohnya menangis, tertawa, marah atau kegiatan
seperti belajar, bergerak, dan lain-lain. Kamu juga akan mempelajari proses
mental atau perilaku yang tidak tampak, misalnya proses berpikir, merasakan dan
mengingat. Selain itu, psikologi juga mempelajari kejadian-kejadian biologis
yang berada dibalik perilaku manusia.
Intinya, ilmu psikologi itu
mencoba memahami suatu permasalahan. Dalam hal ini, umumnya psikolog mengajukan
berbagai pertanyaan. Melalui pertanyaan ini kemudian dicari jawabannya dengan
berbagai metode/cara. Metode tersebut antara lain meliputi eksperimen, baik di laboratorium
maupun dilapangan. Selain itu psikolog juga menggunakan metode observasi,
wawancara, survei dan studi kasus. Dengan demikian, psikologi berperan sebagai
pembuka pintu bagi pemecahan sebuah masalah.
Hasil dari kegiatan di atas
kelak akan digunakan untuk mengamati, menyebutkan, menjelaskan, dan memprediksi
perilaku selanjutnya. Untuk membantu terlaksananya fungsi psikologi itu
digunakan metodedan data-data di atas. Aplikasi atau penerapan dari hasil ini
yang jelas ada di berbagai bidang kehidupan. Tujuannya tentu saja untuk
membantu dan memudahkan pekerjaan manusia. Contohnya adalah sebagai berikut:
dengan memehami proses dan cara manusia belajar, para pendidik dapat merangcang
sebuah sistem belajar yang efektif, misalnya melalui penataan kelas atau
menciptakan berbagai jenis permainan untuk dimainkan di kelas-kelas di TK atau
SD.
Psikologi juga dapat
diaplikasikan di bidang industri. Misalnya penataan ruang kerja dengan
mempertimbangkan faktor psikologis, seperti kebutuhan interaksi, kelelahan,
perhatian, serta konsentrasi. Pada bidang yang lebih khusus lagi, misalnya
kesehatan mental, psikologi telah memberikan jalan keluar bagi banyak orang
untuk menemukan pemecahan masalah yang mereka hadapi sehari-hari.
Psikologi adalah ilmu yang
masih sangat muda. Karena itulah belum banyak pertanyaan tentang perilaku dan
permasalahan manusia yang dapat dijawab dan diselsaikan oleh psikologi. Jika
dibandingkan dengan ilmu lainnya, seperti ilmu pasti atau alam, maka psikologi
atau ilmu kejiwaan ini bisa dikatakan sebagai ilmu yang kurang tegas. Mengapa
demikian?
Menurut Drs. H. Abu Ahmadi,
penulis buku Psikologi Umum, psikologi dikatakan “ilmu yang kurang tegas”
karena ilmu ini mengalami perubahan, perubahan, tumbuh, dan berkembang untuk
mencapai kesempurnaan. Menurutnya, karena sifatnya yang abvstrak, maka kita
dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya mengenalinya saja.
Jiwa adalah sesuatu yang tidak tampak, tidak dapat dilihat oleh diri kita..
Demikian pula hakikat jiwa, tidak seorang pun dapat mengatahuinya. Manusia bisa
mengetahui kondisi jiwa seseorang hanya dengan mengamati tingkah lakunya.
Tingkah laku itulah yang merupakan kenyataan jiwa yang dapat kita lihat dari
luar.
Contohnya adalah seseorang
yang menangis. Kenyataannya, jiwanya sedang bersedih. Mungkin ada sebuah
kejadian yang membuatnya terluka, menderita, atau sakit hati sehingga kondisi
itu diungkapkan dengan air mata. Kondisi tersebut akhirnya terbaca oleh kita,
sehingga kita mengetahui bahwa orang tersebut sedang berduka. Nah pernyataan
jiwa itu kita namakan gejala jiwa, di antaranya terdiri dari mengamati,
menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya. Dari situlah orng kemudia
membuat defenisi bahwa ilmu jiwa yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku
manusia.
Secara umum psikologi iitu
diartikan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau gejala-gejala jiwa
manusia. Namun, para ahli banyak mempunyai penekakan berbeda-beda pula. Di
antaranya seperti yang diungkapkan oleh Dr.Singgih Dirgagunarsa, bahwa
psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Sementara itu,
filsuf Yunani Plato dan Aristoteles menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya samapi akhir.
Lalu John Bradus Watson memandang psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari yang tampak (lahiriah) dengan menggunakan metode observasi yang
objektif serta rangsangan dan jawaban (respons).
Meski terjadi perbedaan
defenisi ilmu psikologi oleh para ahli psikologi, namun kita tetap sepakat
bahwa ilmu psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari semua tingkah
laku dan perbuatan individu, dimana individu tersebut tidak dapat dilepaskan
dari lingkungannya.
Sumber : Dennis G.
Fitriyan. 2012. Bekerja Sebagai Pikolog referensi bimbingan karier. Solo.
Esensi.
No comments:
Post a Comment